![]() |
Abjad Hangul (Foto: Pinterest) |
Dahulu, saat ingin menonton drakor perlu ada usaha untuk membeli kaset karena belum ada aplikasi khusus pada zaman itu. Kami membelinya di sebuah pasar malam dekat dengan rumah. Harga satu kaset drama saat itu berkisar Rp20.000–Rp30.000,-.
Aku mulai kenal Korean Pop (K-Pop) saat masuk kelas 10 semester genap. Temanku yang memperkenalkan diriku masuk ke dunia musik Korea. Mulai saat itu, aku mencari tahu tentang boy group bernama BTS dan menjadi bagian dari fandomnya, yakni ARMY.
Pada saat itu, aku belum bisa membaca huruf Korea. Bahkan aku ragu mengucapkan beberapa nama anggota BTS, seperti Jungkook dan Taehyung. Padahal kedua orang itu merupakan biasku. Disisi lain, aku merasa malu karena teman-temanku bisa membaca alfabet Korea meskipun baru menyukainya.
“Aku suka Korea sudah lama, tetapi tidak ada manfaatnya,” pikirku saat sibuk menyiapkan kembali SBMPTN.
Mulai saat itu, aku semangat belajar bahasa Korea dari dasar. Aksara korea atau biasa disebut dengan Hangul sangat berbeda dengan huruf alfabet. Alfabet berjumlah 26 huruf yang terdiri dari 5 vokal dan 21 konsonan. Sementara hangul berjumlah 40 huruf, terdiri atas 21 vokal yang dibagi menjadi 10 vokal dasar dan 11 vokal lanjutan serta terdapat 19 huruf konsonan.
Perjalanan pun belum usai, jika telah menguasai cara membacanya aku baru bisa lanjut ke level menulis. Cara menulis hangul pun berbeda dengan alfabet. Hangul ditulis ke samping, bawah, dan kombinasi keduanya (tergantung kata atau kalimat) sedangkan alfabet ditulis hanya ke samping. Contohnya, 정국 (Jeongguk) merupakan gabungan kata ㅈ,ㅓ,ㅇ, ㄱ, ㅜ, ㄱ.
Setelah mempelajari aksara tersebut, aku bisa membacanya dengan benar. Bahkan bisa menyebutkan nama idolaku dengan percaya diri. Hingga saat ini, aku masih mempelajari bahasa Korea lebih dalam. Ilmu yang kudapati masih dasar sehingga perlu belajar lebih banyak lagi. Mempelajari bahasa Korea secara otodidak perlu konsisten sebab tidak ada yang diandalkan ketika belajar.
0 Comments
Posting Komentar